Selasa, 30 April 2013

(2). TEKNIK BENDING


(2). BENDING
Bagi pemula yang berniat memainkan musik bernuansa blues dengan harmonika diatonik, teknik bending tentu menjadi teknik yang segera ingin dikuasai. Pasalnya, dengan teknik ini, permainan harmonika kita akan terdengar bluesy. Selain itu, beberapa nada yang hilang (tapi tidak semuanya) akan kita dapatkan.

Bending adalah menurunkan nada. Tiap lubang memiliki ketentuan sendiri mengenai bending. Misalnya, lubang 4 dapat dibending setengah nada (bending 1 level) dengan dihirup dengan cara tertentu. Lubang 3 dapat dibending satu setengah nada (jadi Anda harus membending 3 level). Lubang 8 dapat dibending setengah nada, tapi dengan ditiup dengan cara tertentu (bukan dihirup). Seperti yang pernah saya tulis dalam postingan sebelumnya, untuk lebih memudahkan pemahaman kamu mengenai bending beserta contoh suaranya silakan download aplikasi Virtual Harmonica buatan saya disini. Atau kamu dapat melihat video Kak Risky mengenai bending disini.

Nah, setelah melihat video atau mendownload aplikasi di atas, pertanyaan berikutnya tentu: bagaimana cara bending? Teknik bending bukanlah teknik yang dapat dikuasai dalam semalam. Saya sendiri berhasil melakukan bending pertama saya setelah 6 bulan belajar harmonika. Bukan waktu yang singkat tentunya. Namun, ada beberapa pemain harmonika yang bisa menguasai teknik ini dalam waktu relatif singkat. Merek dan kualitas harmonika menjadi salah satu faktor penting dalam kecepatan penguasaan teknik ini. Beberapa merek yang konon mudah dibending antara lain: Suzuki Harpmaster, Hohner Special 20, Hohner Golden Melody, Lee Oskar, dan harmonika mahal lainnya.

Jika kamu bisa bersiul, akan lebih mudah untuk menjelaskan cara kerja teknik ini. Untuk kamu-kamu yang bisa bersiul, coba bersiul menirukan sirine ambulans (“iuiuiuiu…”), kemudian bayangkan bahwa harmonika adalah bagian tambahan mulutmu, lalu terapkan teknik ini untuk lubang 8, 9, dan 10. Mengapa lubang 8, 9, dan 10? Karena lubang 8, 9, dan 10 dibending dengan cara ditiup dengan tekanan dan arah udara berbeda. Nah, hal yang sama juga berlaku jika kamu bisa bersiul sambil menghirup udara menirukan sirine. Maka dengan prinsip yang sama, kamu bisa menurunkan nada (bending) lubang 1 hingga 6 dengan cara menghirup.

Bagaimana jika kita tidak bisa bersiul? Tenang, ada trik lain kok. Pertama, ambil sedotan dan gelas berisi air. Sekarang, sedot air dengan sedotan perlahan (jangan habiskan). Berhenti sejenak kemudian tekuk sedotan dan coba untuk menyedot air kembali. Tentu terasa lebih kuat bukan tekanannya? Nah, begitu juga dengan cara bending untuk lubang 1 hingga 6, kamu harus menyedot dengan tekanan yang lebih kuat (tapi jangan berlebihan atau reed harmonika kamu bisa patah). Tak cukup dengan tekanan kuat, kamu juga harus menurunkan rahang dan memundurkan lidah kamu, tujuannya agar udara yang terhirup masuk dengan arah yang berbeda. Memang perlu banyak latihan hingga nada dapat diturunkan.

Terakhir nih, bagaimana memastikan kalau kita sudah menguasai teknik bending? Untuk yang satu ini, ada aplikasi bernama Bendometer yang dapat kawan-kawan download. Dengan mikrofon eksternal maupun mikrofon built in dalam laptop kamu, kamu bisa mencoba bending dan aplikasi ini akan mendeteksi apakah bendingmu sudah akurat atau belum. Jadi, selamat mencoba ya kawan-kawan!

(1). SINGLE NOTE


(1). SINGLE NOTE

Single note adalah teknik paling dasar ketika kamu hendak memainkan harmonika diatonik. Sesuai dengan namanya, dalam teknik ini kita harus dapat membunyikan hanya satu nada dengan bersih. Maksudnya tidak ada nada lain yang berbunyi secara bersamaan. Sementara itu, jika kalian memainkan harmonika dan terdengar lebih dari satu nada, maka yang kalian mainkan adalah chord. Untuk teknik chord ini akan saya bahas di tulisan lain.

Ada berbagai cara untuk menguasai single note ini.
1) Puckering: adalah teknik memonyongkan bibir (jangan ketawa, ini serius) untuk mendapatkan satu nada secara bersih. Caranya kira-kira seperti ini: coba ucapkan “uuuuu”, nah otomatis lubang bibir akan mengecil. Selanjutnya, coba tiup atau sedot HANYA SATU lubang di harmonika diatonik kamu dengan bentuk bibir seperti itu. Cara lainnya, coba kamu anggap bahwa satu lubang harmonika kamu adalah lubang sedotan, jadi ketika hendak meniup/menghirup harmonika, posisikan mulut kamu seakan hendak meminum dari sedotan.

2) Tongue-blocking: adalah teknik ngeblok beberapa lubang harmonika dengan lidah sehingga hanya satu lubang saja yang tertiup/terhirup. Misalnya, ketika kamu bermaksud meniup lubang 4 secara tidak sengaja lubang 5, 6, dan 7 ikut tertiup, maka posisikan lidahmu untuk menutup lubang 5, 6, dan 7.

3) Lip-blocking: adalah teknik ngeblok beberapa lubang harmonika dengan bibir. Nah, untuk lebih jelasnya, saya kira saya tidak punya kapabilitas untuk menjelaskan karena saya sendiri belum paham benar cara menerapkan teknik ini.

Ketika baru belajar memainkan harmonika, saya membutuhkan waktu satu minggu untuk menguasai teknik ini. Mulanya, saya mendapatkan single note dengan cara tongue-blocking. Kemudian saya baru sadar bahwa belajar bending sambil tongue-blocking benar-benar susah. Akhirnya, saya mempelajari teknik puckering dan menguasainya dalam waktu satu—dua minggu. Setelah bisa single note, baru deh kita bisa mencoba tab-tab harmonika di blog ini. Intinya, jangan pernah tergesa-gesa apalagi berputus asa dalam berlatih. Selamat mencoba!

Senin, 08 April 2013

Pemain Harmonika Perempuan




Saat ini, harmonika, baik diatonik maupun kromatik, adalah instrumen musik favorit saya. Instrumen mungil ini mampu menciptakan dunia yang jauh lebih besar dari yang pernah saya bayangkan. Salah satu fakta menarik mengenai harmonika adalah sedikitnya pemain harmonika perempuan. Ambil contoh saja, dari daftar World of Harmonica Top 100 Most Popular Artist pada Mei 2012, hanya tercantum sekitar 10 nama pemain perempuan. Saya sendiri memiliki daftar pemain perempuan favorit saya yang meskipun subjektif, tapi worth to check. Berikut ini daftar saya (in no particular order):

1.       Rachelle Plas
Setidaknya ada dua performa Dek Rachelle yang bikin saya merinding: “Whammer Jammer” dan “Orange Blossom”. Usut punya usut, ternyata Dek Rachelle yang masih berusia 20 tahun ini adalah murid J.J. Milteau (pemain favorit saya juga). Rachelle juga merupakan peraih medali perak dalam Kejuaraan Judo Junior Dunia, fakta ini sedikit menjelaskan kekuatan napasnya yang seakan tiada habisnya.
2.       Hermine Deurloo
Girl Talk” menjadi lagu yang memperkenalkan sekaligus mengukuhkan posisi Hermine sebagai female chromatic harmonicist favorit saya.
3.       Trina Hamlin
Trina adalah penyanyi, penulis lagu, gitaris, perkusionis, whistler, dan pemain harmonika paling keren versi saya. Sejauh ini permainan harmonikanya yang paling “gila” menurut saya adalah ketika ia chugging di interlude lagu “Time Between Trains” di Philly Folk Festival. Ia sering tampil mengiringi musisi lain seperti Susan Werner, Indigo Girls, dan Natalie Zukerman.
4.       Vikki Thorn
Vikki, salah satu personel The Waifs, band folk-rock asal Australia ini sering menyisipkan permainan harmonikanya di beberapa lagu The Waifs (saya pribadi suka sekali band ini) seperti “London Still”, “Lighthouse”, “Eternity” dan “Don’t Think Twice It’s Alright”.
5.       Christelle Berthon
Christelle adalah pemain harmonika perempuan paling terkenal saat ini. Ratusan videonya beredar di Youtube, menjadikannya salah satu artist/channel dengan viewers terbanyak. Selain harmonika, mantan pemain oboe ini juga (sangat) mahir memainkan recorder (dan akhir-akhir ini merambah dunia saxophone).
6.       Mariana Borssatto
Mariana adalah satu dari 4 personel Mulheres Gaitistas, kuartet harmonika dari Amerika Selatan. Saya pernah mengirim email kepada Mariana terkait sedikitnya videonya di dunia maya. Ia menjawab bahwa harmonika hanyalah hobi dan bukan profesinya. Belakangan, saya tahu bahwa hobinya ini telah membawanya keliling dunia semenjak ia bergabung bersama band Capitan Tifus dan melakukan world tour.
7.       Kitty Durham
Salah satu personel Kitty Daisy Lewis ini menjadikan harmonika sebagai instrumen vital dalam lagu-lagu mereka. “Polly Put The Kettle On” dan “Say You’ll Be Mine” menyisipkan banyak bagian harmonika.
8.       Michal Adler
Putri dari legenda kromatik harmonika Larry Adler ini mewarisi bakat ayahnya. Michal memainkan lagu-lagu klasik, biasanya bersama dengan iringan biola dan bass/chord harmonika.
9.       Dita Saferina
Tak lengkap rasanya jika tak ada pemain lokal dalam list saya. Untungnya, The Voice Indonesia memperkenalkan Dita Saferina kepada para pencinta harmonika se-tanah air. Penyanyi asal Suroboyo berusia 40 tahun ini selalu membawa harmonikanya dalam tiap penampilan.